PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L.) SAMBUNG PUCUK PADA PEMBERIAN PUPUK BOKASI CAIR
Article History
Submited : July 1, 2021
Published : December 28, 2020
Penelitian betujuan untuk megetahui pengaruh konsentrasi pupuk bokashi cair yang sesuai pada sambung pucuk bibit kakao. Penelitian dilaksanakan di Balai Taman Sains Pertanian Sidondo, Kecamatan Sigi Biromaru, Kabupaten Sigi, Kota Palu mulai Februari sampai Mei, 2019. Penelitin ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 1 faktor yang terdiri dari 6 taraf perlakuan yaitu konsentrasi (P0) kontrol, (P1) 0,25%, (P2) 0,50% dan (P3) 0,75%, (P4) 1,0%, (P5) 1,25%. Hasil penelitian menunjukan bahwa adanya pengaruh perlakuan konsentrasi pupuk bokasi cair terhadap pengamatan jumlah tunas, panjang tunas, jumlah daun dan parameter luas daun pada setiap minggu pengamatan. Pada konsentrasi pupuk bokasi cair 1.25 % menghasilkan jumlah tunas yang lebih banyak yaitu 5.58, tunas yang lebih panjang yaitu 2.52, daun yang lebih banyak dan luas daun yang luas yaitu 72.88 sampai pada minggu pengamatan minggu ke-10 setelah sambung. Dibandingkan dengan perlakuan konsentrasi lainnya sedangkan pada tampa penggunakan pupuk bokashi cair (kontrol) menghasilkan jumlah tunas yang lebih sedikit yaitu 3.25, tunas lebih pendek yaitu 1.73, daun yang sedikit dan total parameter luas daun yang sempit yaitu 35.42. Dapat disimpulkan pupuk bokashi digunakan meninkatkan pertumbuhan sambung pucuk kakao,semakin tinggi konsentrasi semakin baik pertumbuhan sambung pucuk kakao.
Organik. Kanisius.Yogyakarta.
Agustina, L. 2004. Dasar Nutrisi Tanaman. Rineka Cipta. Jakarta. 80 hal.
Halid, A. 2008. Keberhasilan pertautan sambung pucuk pada kakao dengan waktu penyambungan dan panjang entres berbeda. J. Agroland 15 (4) : 296-301. ISSN : 0854 – 641.
Lakitan, B. 2012. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta : Raja Grafindo Persada. Edisi 9.
Naswir, D. 2008. Kandungan Unsur KimiaOrganik Cair. Penebar Swadaya.
Jakarta.
Parto, Y., Yernelis, S. dan Teguh, A. 2010. Pengaruh Penggunaan Pupuk Urea dan Aplikasi Herbisida Pra-Tumbuh terhadap Pertumbuhan Bibit Karet (Hevea brasiliensis Muell.Arg.) Dan Gulma di Pembibitan. J. Agrovigor. 5 (2): 96-99.
Prasetya, B., S, Kurniawan, dan Febrianingsih.2009. Pengaruh Dosis dan Frekuensi Pupuk Cair Terhadap Serapan dan Pertumbuhan Sawi (Brassica junsea L.) Pada Entisol. Univ. Brawijaya. Malang 28 (2): 72-75.
Prasetya, B., S, Kurniawan, dan Febrianingsih.2009. Pengaruh Dosis dan Frekuensi Pupuk Cair Terhadap Serapan dan Pertumbuhan Sawi (Brassica junsea L.) Pada Entisol. Univ. Brawijaya. Malang 28 (2): 72-75.
Purwati 2013. Pertumbuhan Bibik Karet (Hevea brasiliensis L.) Asal Okulasi pada Pemberian Pupuk Organik Cair Dan Bokasi. Jurnal Agrifor. 12 (1) : 119-121.
Suhendi, D., H. Winarno, dan A.W. Susilo. 2004. Peningkatan Produksi dan Mutu Hasil Kakao Melalui Penggunaan Klon Unggul Baru. Prosiding Symposium Kakao 2004, Yogyakarta. 751-756.
Syafika, M., Yati, R. dan Karyudi. 2014. Pengaruh Pupuk Daun terhadap Hasil dan Komponen Hasil Pucuk Tanaman Teh (Camellia Sinensis (L.) O. Kuntze Var. Assamica (Mast.) Kitamura). Pusat Penelitian Teh dan Kina. 1 (1):53-54.