APLIKASI BEBERAPA SISTEM HIDROPONIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN SELADA (Lactuca sativa L.)
Article History
Submited : January 15, 2021
Published : April 29, 2020
Budidaya tanaman dengan sistem hidroponik tidak memerlukan lahan yang luas. Keuntungan dari penggunaan sistem ini dapat menghasilkan kuantitas dan kualitas produksi yang lebih tinggi dan bersih. Keuntungan lainnya penggunaan lahan lebih efisien, penggunaan pupuk dan air lebih efisien, serta periode tanam yang lebih singkat. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan sistem hidroponik terbaik terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman selada. Penelitian ini dilaksanakan di kebun hidroponik, jl. Setia Budi, Kelurahan Talise, Kecamatan Mantikulore, Palu. Berlangsung pada bulan April sampai Mei 2018, disusun menggunakan rancangan acak kelompok. Perlakuan penelitian terdiri atas tiga sistem yaitu sistem NFT (Nutrient Film Technique), sistem DFT (Deep Flow Technique), dan sistem Wicks yang diulang sebanyak lima kali sehingga diperoleh 15 unit percobaan. Setiap unit percobaan menggunakan tiga tanaman, dengan demikian diperoleh 45 sampel tanaman. Parameter amatan, yaitu tinggi tanaman (cm), jumlah daun (helai), luas daun (cm2), volume akar, bobot segar tanaman (g), bobot kering tanaman (g). Data pengamatan di Analisis Of Varian (Anova) dengan uji F 5%, bila analisis ragam menunjukkan adanya pengaruh perlakuan, maka dilanjutkan dengan uji lanjut BNJ 5% untuk mengetahui perbedaan antara perlakuan. Berdasarkan hasil penelitian, disimpulkan bahwa aplikasi beberapa sistem hidroponik memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman selada dan perlakuan terbaik diperoleh pada sistem Wicks karena memiliki jumlah daun terbanyak yaitu 10, 80 helai, bobot segar tertinggi yaitu 56,56 g dan bobot kering tanaman tertinggi 3,53 g.
Badan Pusat Statistik. 2014. Produksi Sayuran Di Indonesia. Jakarta : BPS.
Cahyono. 2006. Analisis Ekonomi dan Teknik Bercocok Tanam Sayuran. Yogyakarta : Kanisius.
Chadirin, Y. 2001. Teknologi Hidroponik II. Pelatihan Aplikasi Teknologi Hidroponik untuk Pengembangan Agribisnis Perkotaan. CREATA - IPB. Dahara Prize.
Dirjen Hortikultura. 2008. Kebutuhan selada di Indonesia.
Fauzi, R. 2013. Pengayaan Oksigen di Zona Perakaran Untuk Meningkatkan Pertumbuhan dan Hasil Selada (Lactuca sativa L.) Secara Hidroponik. J. Vegetalika. 2 (4) : 63-74.
Herwibowo, K. 2014.Hidroponik Sayuran. Penebar Swadaya, Jakarta.
Kinasihati, E. 2008. Studi Kebutuhan Nitrogen Tanaman Selada. Universitas Jember. Jember.
Lingga, P. 2002. Hidroponik, Bercocok Tanam Tanpa Tanah. Penebar Swadaya, Jakarta.
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian. 2014. Statistik lahan pertanian tahun 2009-2013. Jakarta : Kementerian Pertanian.
Polii, M. G. M. 2009. Respon Produksi Tanaman Kangkung terhadap Variasi Waktu Pemberian Pupuk Kotoran Ayam. Journal Soil Environment, (7) 1 : 18-22.
Roidah, I. S. 2014. Pemanfaatan Lahan Dengan Menggunakan Sistem Hidroponik. Jurnal Universitas Tulung agung. Bonorowo. Vol. 1.No.2.
Rosliani, R., Sumarni, N. 2005. Budidaya tanaman sayuran dengan sistem hidroponik. Bandung: Balai Penelitian Tanaman Sayuran.
Sari, E. Kitty, Y. dan Dwiranti A. 2016 Sistem Hidroponik Nutrient Film Technique (Nft) Dan Wick Pada Penanaman Bayam Merah. Surya Octagon Interdisciplinary Journal of Technology. Maret 2016. 223-225.
Siswandi. dan Yuwono T. 2013. Uji Hasil Tanaman Sawi Pada Berbagai Media Tanam Secara Hidroponik. Jurnal Inovasi Pertanian. Vol. 11. No. 1
Sitompul, S.M dan Guritno, B. l995. Analisis Pertumbuhan Tanaman. UGM Press, Yogyakarta.
Subandi, M., Nella, P.S., dan Budy F. 2015. Pengaruh Berbagai Nilai EC (Electrical Conductivity) Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Bayam (Amaranthus sp.) Pada Hidroponik Sistem Rakit Apung (Floating Hydroponic System). J. Agroekoteknologi. IX (2) : 136-152.
Sutiyoso, Y. 2004. Hidroponik ala Yos. Penebar Swadaya : Jakarta.
Tintondp. 2016. Hidroponik Wick System cara praktis pasti panen. Agromedia. Cinajur. hal 2,4 dan 5.