KARAKTERISTIK PROTEIN DAN SENSORI DORAYAKI DARI EKSTRAK DAUN KELOR

Article History

Submited : December 19, 2022
Published : December 1, 2022

The objective of this research was to determine the optimal concentration of Moringa leaf extract to enhance the protein content and consumer preference of Moringa dorayaki cake. The study utilized five levels of treatments with varying concentrations of Moringa leaf extract (0%, 5%, 10%, 15%, and 20%) for protein analysis. The data analysis employed a Completely Randomized design with the Tukey’s HSD test for protein analysis, and a Randomized Block design (RBD) with 15 panellists for sensory tests. The results showed a significant effect of the Moringa leaf extract concentration on protein content, with concentrations of 0%, 5%, 10%, 15%, and 20% yielding protein contents of 6.81%, 8.71%, 9.16%, 10.28%, and 11.23%, respectively. The sensory test results indicated no significant effect, and the panellists enjoyed the Moringa dorayaki cake at all concentrations. Therefore, the optimal concentration for protein content was found to be 20%, while all concentrations were equally preferred by the panellists.

Alfirochah, N. & Bahar, A. 2014. Pengaruh substitusi tepung mocaf (modified cassava flour) dan penambahan puree wortel (Daucus carrotal L.) terhadap mutu organoleptik pancake .E-Journal Boga, 3(1):250–261.

Bey H. 2010. All things moringa. the story of an amazing tree of life. published by www. allthingsmoringa. com. available at: http://www.
remediosnaturales.es/wpcontent/uploads/2014/12/eBookmoringa-ingles. pdf diakses pada 19 Desember 2020.

Dewi, F.K, Suliasih, N, dan Garnida, Y. 2019. Pembuatan cookies dengan penambahan tepung daun kelor (Moringa oleifera) pada berbagai suhu pemanggangan. Institutional repositories, and scientific journals : Universitas Pasundan. http://repository.unpas.ac.id/26615/1/Artikel.pdf

Hakim. 2017. Mutu fisik dan organoleptik pancake amerika berbahan dasar mocaf dengan penggunaan proporsi gula dan baking powder. [skripsi] Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Hidayanti, H. 2017. Analisis kadar protein dan daya terima biskuit daun kelor (Moringa oleifera) dengan penambahan tepung ikan bandeng (chanos chanos). Repository Universitas Jember. Retrieved from http://repository.unej.ac.id/handle/123456 789/82556

Ismarani. 2012. Potensi senyawa tanin dalam menunjang produksi ramah lingkungan. Jurnal agribisnis dan pengembangan wilayah. Universitas Islam 45. Bekasi.

Krisnadi AD. 2015. Kelor super nutrisi. pusat informasi dan pengembangan tanaman kelor Indonesia. Blora : kelorina.com
Muchtadi T.R. Sugiyono, Ayustaningwarno, F. 2010. Ilmu pengetahuan bahan pangan. Bandung: Alfabeta.

Mutiara, E, Adikahriani, dan Wahidah, S. 2012. Pengembangan formula biskuit daun katuk untuk meningkatkan asi. Jurnal fakultas teknik, Universitas Negeri Medan. Medan.

Noviana, R. 2015. Pembuatan nugget dengan penambahan daun kelor sebagai makanan alternatif makanan tinggi zat besi. Jurnal kesehatan umus Brebes, 1(1): 96-107.

Prabowo, A. R. 2016. Studi penambahana tepung daun kelor pada produk green leaf cake terhadap daya terima konsumen. Universitas Pendidikan Indonesia. Retrieved from http://repository.upi.edu/24073/2/S_MIK_ 1206671_Abstract.pdf

Prajapati RD, Murdia PC, Yadav CM, Chaudhary JL. 2003. Nutritive value of drumstick (moringa oleifera) leaves in sheep and goats. Indian Journal Of Small Ruminants (2): 136-137.

Price, M.L. 2007. The moringa tree. echo. Diakses dari : http://www.echonet.org.

Rahmawati, P. S., dan Adi, A. C. 2016. Daya terima dan zat gizi permen jeli dengan penambahan bubuk dan kelor (Moringa oleifera). Media gizi Indonesia, 11(1): 86–93.

Risnawati, Fanny, L., Zakaria, dan Lestari, R. S. 2016. Daya terima bolu cukke dengan penambahan tepung daun kelor (Moringa oleifera). Poltekkes Kemenkes Makassar. Makassar.
Roihanah, M. 2014. Pengaruh jumlah karagenan dan ekstrak daun pandan wangi (Pandanus amaryllifolius) terhadap sifat organoleptik jelly drink daun kelor (Moringa oleifera). Jurnal tata boga, 3(3): 96-105.

Roloff, A., H. Weisgerber., U. Lang., B. Stimm. 2009. Moringa oleifera LAM., 1785. WILEY-VCH Verlag GmbH & Co. KGaA.Woodhead Publishing, Cambridge.

Rosyidah A.Z dan Rita Ismawati. 2015. Studi tentang tingkat kesukaan responden terhadap penganekaragaman lauk pauk dari daun kelor (Moringa oleivera). Jurnal Tata Boga, 5(1): 17-22.

Setyaningsih, D, Apriyantono, A, dan Sari, MP. 2010. Analisa sensori industri pangan dan agro. Bogor: IPB Press.
Trisnawati, M. I., dan Nisa, F. C. 2014. Pengaruh penambahan konsentrat protein daun kelor dan karagenan terhadap kualitas mie kering tersubstitusi mocaf. Jurnal pangan dan agroindustri, 3(1): 237-247.

Wahyuningtyas, T.,A., Hamidah, S., dan Lastariwati, B. 2019. Pukis ekstrak daun kelor (Moringa Oleifera L.) sebagai cemilan bernutrisi tinggi untuk ibu menyusui. HEJ (Home Economic Journal), 3(2): 38-61.

Winarno, F. G. 2000. Kimia pangan dan gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Zakaria, dan Rauf, S. 2017. Optimalisasi pembuatan mie basah dengan penambahan tepung daun kelor. Media gizi pangan 24(2): 28-33.
M.L, M., Rahmatu, R., & Kadir, S. (2022). KARAKTERISTIK PROTEIN DAN SENSORI DORAYAKI DARI EKSTRAK DAUN KELOR. AGROTEKBIS : JURNAL ILMU PERTANIAN (e-Journal), 10(6), 997 - 1003. Retrieved from http://103.245.72.23/index.php/agrotekbis/article/view/1554
Fulltext