VIABILITAS EMPAT AKSESI MANGGIS LOKAL SULAWESI TENGAH BERBEDA GENOTIPE TERHADAP PEMBERIAN IBA DAN CEKAMAN KEKERINGAN
Article History
Submited : October 18, 2022
Published : October 14, 2022
Manggis (Garcinia mangostana L.) merupakan komoditas ekspor hortikultura penting Indonesia. Laju pertumbuhan tanaman manggis sangat lambat disebabkan sistem perakaranyang minim sehingga masa juvenilnya panjang. Sulawesi Tengah yang didominasi lahan kering merupakan salah satu daerah yang pembudidayaannya belum optimal. Hasil penelitian sebelumnya telah ditemukan empat aksesi manggis berbeda genotip yaitu aksesi Timbong08, Pamona03, Labean02 dan Berdikari11 yang berpotensi sebagai sumber benih bermutu. Penelitian ini bertujuan mengkaji viabilitas manggis terhadap pemberian Indol Butirat Acid (Percobaan 1) dan terhadap cekamankekeringan (Percobaan 2). Metode penelitian masing-masing menggunakan Rancangan Acak Kelompok pola faktorial dua faktor.Percobaan 1: faktor pertama yaitu aksesi manggis (Timbong08, Pamona03, Labean02 dan Berdikari11) dan faktor kedua yaitu konsentrasi IBA: 0, 200, 250 dan 300 ppm.Percobaan 2: faktor pertama empat aksesi manggis dan faktor kedua: pemberian air 100%, 85% dan 70%.Masing-masing percobaan diulang tiga kali, aplikasi IBA diberikan sebanyak 5 ml/ bibit.Bibit manggis yang digunakan pada dua percobaan ini berumur 7 minggu setelah berkecambah (seedling) data dianalisis dengan analisis ragam dan uji BNJ 5%. Hasil Percobaan 1 menunjukkan bahwa viabilitas bibit aksesi manggis Timbong08 dan Berdikari11 memberikan viabilitas terbaik pada pemberian IBA 250 sampai 300 ppm pada peubah amatan pertambahan tinggi bibit, diameter batang dan jumlah daun.Hasil Percobaan 2menunjukkan aksesi Berdikari11 memiliki viabilitas yang tinggi pada 70% dan 85% pemberian air tidak berbeda dengan kapasitas lapang pada peubahamatan pertambahan tinggi tanaman,diameter batang, luas segitiga stamina, kandungan air relatif daun dan kandungan prolin pada daun.
Agronomi, Hortikultura dan Pertanian 2014, Pengelolaan kebun induk dan pembibitan sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Minamas Research.
Bramasto Y, Evayusvita R, Megawati, Nina M. 2015. Respon pertumbuhan bibit bambang lanang (Michelia champaca L.) terhadap cekaman. Jurnal Penelitian Hutan Tanaman. Vol. 12(3): 211-221.
Gomez, A. K. Dan A. A Gomez. 2010. Prosedur Statistika Untuk Penelitian Pertanian Edisi Kedua. Penerjemah: Endang Sjamusiddin dan justika S. Baharsjah. Universitas Indonesia Press. Jakarta.
Handayani, Maisura dan Rizki, 2018. Pengaruh letak posisi eksplan dan sitokinin pada perkecambahan biji manggis (Garcinia mangostana L.).
Lakitan. 2000. Dasar-dasar Fisiologi Tumbuhan. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Lubis RR, Trisda K, Zuyasna. 2018. Invigorasi benih tomat kadaluarsa dengan ekstrak bawang merah pada berbagai konsentrasi dan lama perendaman. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian. Vol. 3(4): 175-184.
Murningsih T, Kusumadewi SY, Charles YB, IGB Adwita A. 2015. Respons tanaman jagung varietas lokal NTT umur sangat genjah (pena tunu' ana') terhadap cekaman kekeringan. Berita Biologi. Vol. 14(1): 49-55.
Nurmalasari IR. 2018. Kandungan asam amino prolin dua varietas padi hitam pada kondisi cekaman kekeringan. Gontor AGROTECH Science Journal. Vol. 4(1): 29-43.
Nurul, W, 2018. Pengaruh pemberian berbagai tingkat konsentrasi BA dan jenis pupuk terhadap pertumbuhan seedling manggis (Garcinia mangostana L.).
Puspitaningtyas I, S. Anwar, Karno. 2018. Perkecambahan benih dan pertumbuhan bibit jarak pagar (Jatropa curcas Linn.) dengan invigorasi menggunakan zat pengatur tumbuh pada periode simpan yang berbeda. Journal Agro Complex. Vol. 2(2): 148-154.
Sucahyono D. 2013. Invigorasi benih kedelai. Buletin Palawija. Vol. 25 (2): 18-25.
Sujinah, Ali J. 2016. Mekanisme repons tanaman padi terhadap cekaman kekeringan dan varietas toleran. Iptek Tanaman Pangan. Vol. 11(1): 1-7.
Wattimena, G.A. 1988. Zat Pengatur Tumbuh. Lembaga Sumberdaya Informasi. Institut Pertanian Bogor.