HERITABILITAS DAN KORELASI ANTAR SIFAT BEBERAPA KULTIVAR JAGUNG (Zea mays L) LOKAL SIGI
Article History
Submited : April 4, 2022
Published : April 1, 2022
Produktivitas jagung belum mampu memenuhi permintaan dalam negeri sehingga impor masih dilakukan. Peningkatan produksi jagung merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk menekan impor jagung. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh nilai heritabilitas dan sifat-sifat yang dapat digunakan sebagai indikator seleksi secara tidak langsung untuk meningkatkan hasil tanaman jagung. Penelitian dilaksanakan di Screen House Fakultas Pertanian Universitas Tadulako Palu Sulawesi Tengah, mulai Bulan Agustus sampai November 2019 Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap terdiri dari lima perlakuan genotip yaitu kultivar jagung marawola berjenis lanca, biasa, lei, gento dan pulut lokal, diulangi tiga kali dan tiap kultivar terdiri atas lima tanaman sehingga didapatkan 75 unit perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai heritabilitas yang diperoleh yaitu dari yang terendah sampai yang tertinggi. Nilai heritabilitas terendah terdapat pada parameter antosianin rambut dengan nilai 30,21 sedangkan nlai heritabilitas tertinggi terdapat pada parameter jumlah biji pertongkol dengan nilai 99,75. Jumlah biji pertongkol, diameter batang, tinggi letak tongkol, muncul malai, umur panen, hijau daun, muncul rambut, berat seratus biji, berat biji pertongkol, berat tongkol tanpa kelobot, berat tongkol dengan kelobot, panjang tongkol dengan kelobot merupakan sifat-sifat yang memiliki nilai heritabilitas tinggi, kadar antosianin rambut dengan tergolong sedang. Berat 100 biji memiliki koefisien korelasi positif dan tinggi terhadap berat tongkol tanpa kelobot sehingga sifat ini dapat digunakan sebagai kriteria seleksi secara tidak langsung untuk meningkatkan hasil tanaman jagung.
Balitsereal. 2006. Deliniasi Percepatan Pengembangan Teknologi PTT Jagung pada Beberapa Agroekosistem Bahan Padu Padan Puslitbangtan dengan BPTP. Bogor, 13-14 Maret 2006. balit-sereal Maros, 14 hal
Badan Pusat Statistik (BPS) Menteri Pertanian Indonesia 2017. Kebutuhan Jagung di Indonesia 2017.
Badan Pusat Statistik Propinsi Sulawesi Tengah 2019. Sulawesi Tengah Dalam Angka. (www.sulteng.bps.go.id)
Chaudary R.C., 1984. Introduction to Plant Breeding. Oxford & IBH Publishing CO, Bombay, New Delhi, Calcuta. 267 p.
Elidar, Y. 2010. Pengaruh Pupuk Daun SIP dan Waktu Pemetikan Buah Muda Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Buncis (Phaseolus vulgarisL.). Varietas Perkasa. Zira’ah27 (1) : 53-59
Moentono, M.D, 1988. Pembentukan dan produksi benih kultivar hibrida. hal: 119 156.Dalam Subandi, M. Syam dan A.Widjono (eds.) Jagung. Penelitian Tanaman dan Pengembangan Pertanian. Bogor
Pearu, Rudi H. Dan Trias Qurnia Dewi. 2017. Panduan Praktis Budidaya Jagung: Penebar Swadaya.
Puslitbangtan. 2006. Inovasi Teknologi Unggulan Tanaman Pangan Berbasis Agroekosistem Mendukung Primatani. Badan Litbang Pertanian, Puslitbangtan.
Syukur, M., S. Sujiprihati, R. Yunianti, K. Nida. 2012. Pendugaan Komponen Ragam, Heritabilitas, dan Korelasi untuk Menentukan Kriteria Seleksi Cabai (Capsicum annum L.) Populasi F5. J. Hort. Indonesia. 1(3): 74-80.
Subandi. dan Zubachtirodin. 2005. National Coordinated Research Program: Corn. Central Research Institute for Food Crops. Bogor.
Suherman. dan Awaludin. 2007. Budidaya Jagung Manis (Zea Mays Saccharata Sturt), Bahan Kursus Budidaya Jagung Manis dan Jagung Merang, Fakultas Pertanian IPB. Bogor
Suprapto. dan Himawan. 2007. Bertanam Jagung. Penebar Swadaya. Jakarta.
Sari W.P., Damanhuri, Respatijarti. 2014. Keragaman dan heritabilitas 10 genotipe pada cabai besar (Capsicum annuum L.). Jurnal Produksi Tanaman. 2(4): 301-307.
Syukur, M., S. Sujiprihati, dan R. Yunianti. 2015. Teknik Pemuliaan Tanaman. Penebar Swadaya. Jakarta
Saleh, M. 2010. Nilai Duga Heritabilitas dan Variabilitas Penguji Padi pada Musim Hujan di Lahan Rawa Lebak Tengahan. Prosiding Pekan Serealia Nasional.
Wardana, C.K., A.N. Karyawati, S.M Sitompul. 2015. Keragaman hasil, heritabilitas, dan korelasi F3 hasil persilangan kedelai (Glycine max L. Merril) varietas anjasmoro dengan varietas tanggamus, grobogan, galur AP dan UB. Jurnal Produksi Tanaman 3(3): 182-188.
Warwick, E. J., J. M. Astuti., dan W. Hardjosubroto.1990. Pemuliaan Ternak. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Yakub, S., Kartina AM., S. Isminingsih., dan S. M. Leksono. 2012. Pendugaan parameter genetik hasil dan komponen hasil galur-galur padi lokal asal banten. Jurnal Agrotropika, 17(1): 1-6.