Analisis Komparatif Pendapatan Usahatani Kakao Fermentasi dan Non Fermentasi (Studi Kasus di Desa Sintuwu Kecamatan Palolo Kabupaten Sigi)

Article History

Submited : June 22, 2020
Published : June 22, 2020

Analisis komparatif pendapatan usahatani kakao fermentasi dan non fermentasi di laksanakan di Desa Sintuwu Kecamatan Palolo Kabupaten Sigi dengan tujuan untuk mengetahui perbedaan produksi, penerimaan dan pendapatan yang diperoleh dari usahatani kakao fermentasi dan non fermentasi.  Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan pada Desa Sintuwu memenuhi kriteria, yaitu: Daerah ini merupakan daerah penghasil kakao di Kecamatan Palolo Kabupaten Sigi, yang sebagian besar masyarakatnya adalah petani dan pada umumnya bertani kakao. Penentuan sampel (responden) dilakukan secara acak sederhana (Sample random sampling).  Sampel sebanyak 48 orang, masing-masing 22 orang petani kakao fermentasi dan 26 orang petani kakao non fermentasi. Teknis analisis data menggunakan analisis biaya produksi, analisis Penerimaan usahatani dan analisis pendapatan usahatani.  Hasil Penelitian menunjukkan bahwa Produksi kakao fermentasi 13.228 kg/thn, lebih kecil jika dibandingkan dengan produksi kakao non fermentasi yang produksinya mencapai 15140 kg/thn. Harga kakao fermentasi rata-rata 30.000/kg dan harga kakao non fermentasi rata-rata 26.000/kg.  Penerimaan usahatani kakao fermentasi lebih tinggi, yaitu mencapai Rp. 398.228.000/thn dibandingkan kakao non fermentasi mencapai Rp. 393.090.000/thn.  Pendapatan usahatani kakao fermentasi sebesar Rp. 297.900.878/thn dan kakao non fermentasi sebesar Rp. 288.171.251 kg/thn. Perbandingan pendapatan petani diperoleh nilai    t- sebesar p-value = 0,0095, lebih kecil dari ɑ = 0,05, maka Ho ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa purata (mean) atau pendapatan usahatani kakao fermentasi lebih besar jika dibandingkan dengan kakao non fermentasi.

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. 2009. Prospek dan Arah Pengembangan Agribisnis Kakao. Dalam internet online:http://www.litbang.deptan.go.id/special/komoditas/b4kakao diakses 1Februari 2010

Biro humas Deptan.2010, Pencanangan Gerakan Nasional Fermentasi kakao untuk Mendukung Industri dalam Negeri.www.deptan.go.id. Diakses pada tanggal 1 September 2010.

Cannas, A. 2001, Tannins. Animal Science at Cornell University. http://www.Ansci.edu/plants/toxigents/tannin/index.html

Coulibaly, Salifou K., and Cao Erbao. 2019. “An Empirical Analysis of the Determinants of Cocoa Production in Cote d’Ivoire.” Journal of Economic Structures 8(1): 5.

Danial, D. 2015, Peningkatan Produksi dan Mutu Kakao Melalui Kegiatan Gernas di Kalimantan Timur. Jurnal Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan Timur. Vol.1. No. 5. Hal (1203-1210)

Departemen Perindustrian. 2007. Dalam internet online: http://www.depperin.go.id/ paketInformasi/Kakao/kakao.pdf diakses 1 Februari 2010

Departemen Kesehatan. 2015. Dalam InternetOnline.http://googlewebligh.com/?lite-url

De Vuyst, L., and S. Weckx. 2016. “The Cocoa Bean Fermentation Process: From Ecosystem Analysis to Starter Culture Development.” Journal of Applied Microbiology 121(1): 5–17.

Dinas Perkebunan Provinsi Lampung.2012.Komoditi Perkebunan Unggulan (Komoditi Kakao). Dinas Perkebunan Provinsi Lampung. Bandar Lampung.

Djamali, A. 2000,Manajemen Usaha Tani. Jakarta : Depdiknas

Erlangga, G. B. 2016, Analisis Pengaruh Tingkat Pendapatan, Jumlah Tanggungan Keluarga, Tingkat Pendidikan, Usia, dan Lokasi Perumahan Terhadap Permintaan Kredit Pemilikan Rumah Bank BTN. Univ Malang, Vol 4. No. 1. Hal (30- 42) Diunduh Senin 12 Februari 2018. Jam 07:51.

Faisal, M. Memahami Konsep Produksi dan Usaha-usaha untuk menjamin suatu Mutu Produksi2011.http://faira170509. blogspot.co.id/2011/01/memahami-konsep-produksi-dan-usaha.html?m=1. Diunduh pada selasa 13 juni 2017, jam 23:18

Fajri, F. 2008, Kajian Fermentabilitas Dan Kecernaan In VitroKulit Buah Kakao (Theobroma cacao L.) yang Difermentasi dengan Aspergillus niger. Skripsi.Institut Pertanian Bogor. (Tidak Dipublikasikan).
Friend, B. A. and. Shahani. K. M. 1981, Fuel alcohol production from waste materials.In Fuels from Biomass. pp. 343-355. Ed. Klass, D. K. and Emert, G. H.Ann Arbor Science Pub.Inc.

Figueira, A. J. J and J.N B Miller. J.N.B. 1993, New Products from Theobroma cacao: Seed Pulp and Pod Gum. In: Janick, J and J. E. Simon (Eds). New Crops.Wiley. New York.

Hayati, R. 2012, Kajian Fermentasi dan Suhu Pengeringan pada Mutu Kakao.Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 26. No 2. Hal (130-149)

Huang, Jikun, and Scott Rozelle. 2018. “China’s 40 Years of Agricultural Development and Reform.” In China’s 40 Years of Reform and Development: 1978–2018, eds. Ross Garnaut, Ligang Song, and Cai Fang. ANU Press, 487–506. http://press-files.anu.edu.au/downloads/press/n4267/pdf/ch24.pdf (January 17, 2020).

Jauda L. J. 2016, Analisis Pendapatan Usahatani Kakao di Desa Tikong Kecamatan Taliabu Utara Kabupaten Kepulauan Sula. Jurnal Agri-Sosioekonomi Vol. 12. No. 2, Hal (33-40)

Juhadi, 1976, Pola-pola Pemanfaatan Lahan dan Degradasi Lingkungan pada Kawasan Perbukitan. Jurnal Geografi. FIS-UNES.

Kitinoja, Lisa, and Diane Barrett. 2015. “Extension of Small-Scale Postharvest Horticulture Technologies—A Model Training and Services Center.” Agriculture 5(3): 441–55.

Mujnisa, A. 2007, Kecernaan Bahan Kering In Vitro, Proporsi Molar Asam Lemak Terbang dan Produksi Gas Pada Kulit Kakao, Biji Kapuk, Kulit Markisa dan Biji Markisa. Buletin Nutrisi dan Makanan Ternak, 6 No.2. Hal (38-412).

Nabhani, Irfan, Arief Daryanto, Machfud Yassin, and Amzul Rifin. 2015. “Can Indonesia Cocoa Farmers Get Benefit on Global Value Chain Inclusion? A Literature Review.”Asian Social Science 11(18): p288.

Prasetya, D.D.K. 2015, http://e-jurnal.uajy.ac/8224/3/Ep217671.pdf

Putra, W. 2012, Menentukan jumlah sampel. Hppt://analisis-statistika. Blogspot. Co.id diakses pada tanggal 28 april 2017.

Riani, 2015,Analisis Pendapatan Usahatani Kakao Di Desa Sidole Kecamatan Ampibabo Kabupaten Parigi Moutong. Jurnal e-J. Agrotekbis 3 (6) : 779-785

Rubiyo, 2012, Peningkatan Produksi Dan Pengembangan Kakao (Theobroma Cacao L.) Di Indonesia. Jurnal Buletin RISTRI Vol 3 No.1. Hal(33-48)

Sarasutha, I. G. P. 2002, Kinerja Usahatani dan Pemasaran Kakao di Sentra Produksi. Jurnal litbang Pertanian Vol. 21.No. 2.Hlm(39-46)

Roelofson, P.A. 1958, Fermentation, Drying and Storage of Cacao Beans. Advance in Food Research VIII: 225-296. Academic Press, New York.

Ruf, François, and Yoddang Cirad. 2014. “Indonesia Cocoa Sector Assessment How to Help Indonesian Cocoa Farmers to Re-Invest in Cocoa?” http://rgdoi.net/10.13140/RG.2.2.20570.64967 (January 17, 2020)

Widianto, D. 2013, Perbaikan Proses Fermentasi Biji Kakao dengan Penambahan Tetes Tebu, khamir dan Bakteri Asam Asetat. Jurnal Teknosains Vol. 3. No 1 Hal( 39-81)
Yastika, A. I. A. 2013, Nilai Tambah Kakao Fermentasi pada Unit Usaha Tanjungsari. Jurnal Agribisnis dan AgrowisataVol. 2. No. 2 Hal. (58-71)
Hayatudin, H., Hadayani, H., & Rauf, R. (2020). Analisis Komparatif Pendapatan Usahatani Kakao Fermentasi dan Non Fermentasi (Studi Kasus di Desa Sintuwu Kecamatan Palolo Kabupaten Sigi). Agroland: Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian, 27(1), 12-24. Retrieved from http://103.245.72.23/index.php/agrolandnasional/article/view/92
Fulltext